Posts Subscribe comment Comments

ibadatilah Allah saja dan jauhi thogut

Share

Seseorang bertanya: “AKU HARUS BAGAIMANA? AKU BINGUNG. TOLONGLAH AKU USTADZ.”

Sepintas pertanyaan ini kelihatan remeh dan sepele. Pertanyaan ini juga sedang berputar-putar dalam benak, perasaan dan fikiran sebagian kaum Muslimin yang dihadapkan kepada satu delema menggunakan hak pilih dalam pesta demokrasi mendatang .”Ustadz, saya telah paham bahwa demokrasi itu adalah hukum thaghut jahiliyah dan wajib dijauhi berdasarkan firman Allah: “SEMBAHLAH ALLAH SAJA DAN JAUHILAH THOGHUT ITU” (QS. An Nahl 16 : 36). Tetapi kalau kaum Muslimin tidak menggunakan hak pilihnya nanti Dewan legeslatif (DPR) dan Exekutif (MPR) dipenuhi oleh orang-orang musyrik, kafir, ateis dan lain-lain, tidakkah berarti kita serahkan negara ini kepada kaum kafir? Lalu bagaimana kalau mereka mempersulit urusan kaum Muslimin” Lanjutnya (penanya).

 Jawaban: Jika pertanyaan ini dibebabankan kepada diri kita untuk menjawabnya, memang terasa sangat berat. Tetapi jika kita kembali kepada panduan dan pedoman hidup yang diturunkan Allah Swt kepada kita, maka jawabannya akan menjadi ringan dan sederhana. Apalagi jika kembali kepada hadits Rasulullah Saw.

Suatu ketika Rasulullah Saw pernah bersabda yang berarti:

“Barangsiapa beramal dengan suatu amalan dan tidak ada contoh dari kami atau perintah dari kami maka amalan itu tertolak.” (HR. Muslim)

Adalah Rasulullah dan para sahabat-sahabat beliau tidak pernah terlibat dalam pesta demokrasi menentukan pemimpin bangsa. Ketika Rasulullah Saw dan para sahabatnya masih lemah dikota suci Makkah, sedangkan kekuasaan thaghut musyrikin pimpinan Abu Jahal yang terorgnisir dalam parlemen Darun Nadawa (Parlemen Musyrikin makkah), beliau dan para sahabatnya tidak mengambil bagian sedikitpun, meskipun Rasululullah ditawari kepemimpinan yang tertinggi oleh mereka. Pemimimpin Quraisy telah datang kepada Abu Thalib dan bertanya tentang tujuan dan misi dakwah beliau.

Mereka berkata wahai Abu Thalib, sebenarnya apakah tujuan dari seruan (dakwah) Muhammad itu? Belum lagi Abu Thalib menjawab, Abu Jahal telah memberikan tawaran-tawaran yang menggiurkan berupa kekuasaan tertinggi, harta yang banyak dan wanita-wanita yang cantik. Namun tidak satupun dari semua tawaran itu yang Rasulullah Saw terima bahkan beliau berkata: Demi Allah wahai paman,sekiranya mereka letakkan matahari dikananku, bulan dikiriku agar aku menghentikan dakwah ini, maka sekali-kali tidak atau tinggalkan sehingga dia tegak berdiri atau aku hancur bersamanya.
Demikianlah sunnah Nabi Muhammad Saw, yang sama sekali tidak mentolerir kekuasaan demokrasi jahiliyah, beliau tidak mendekatinya, tidak membantu dan menyokongnya apalagi masuk kedalamnya untuk bersama-sama duduk dengan anggota-anggota parlemen toghut. Bahkan Allah Swt berfirman kepada beliau mengingatkan supaya tidak duduk dengan orang-orang itu:

“Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. karena Sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.” (QS. An Nisa’ 4:140)

“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, Maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), Maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (QS. Al An’am 6:68)

Dalam ayat yang lain diterangkan bahwa tidak mungkin duduk bersama antara kebenaran dan kebatilan, yang akibatnya pembawa kebenaran tidak akan berani berterus terang dengan kebenaran. Allah berfirman:

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah 2:42)

Demokrasi adalah syirik dan kafir akbar, barangsiapa yang tidak mencampurkan antara iman dan syirik atau kafir maka Allah akan berikan jaminan keamanan hidupnya didunia dan akhirat. Allah berfirman:

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al An’am 6:82)

Dari itu kaum Muslimin-Mukminin seluruhnya diserukan agar tidak menjadikan ajang pesta kemusyrikan sebagai media untuk menentukan dan memilih pemimpin mereka. Allah berfirman:

“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. Katakanlah: “Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At Taubah 9:23-24)

Kalaulah orang tua dan saudara kandung tidak boleh dipilih jadi pemimpin karena mengutamakan kekafiran atas keimanan apalagi yang lain. Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al Maidah 5:51)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil Jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu Jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” (QS. Al Maidah 5:57)

Semoga dengan penjelasan ringkas ini ada sedikit pencerahan yang dapat menghilangkan kebingungan dan keragu-raguan. Perjuangan Al Haq tidak mungkin dengan kebatilan, karena berbeda misi dan fisinya, berbeda nilai dan ukurannya, berbeda tempat berpijak dan berbeda pula akhir tujuannya. Islam berjuang untuk membumikan wahyu Allah sedang demokrasi berjuang untuk menghancurkan dan membinasakan kebenaran wahyu Allah. Anda dihadapkan dengan satu pilihan saja, ambil Islam dan tolak thaghut 100 % atau terima thaghut dan tolak Islam 100 %. Tidak ada titik temu antara keduanya. Barangsiapa mencampurkan al haq dan al bathil, sedikit atau banyak, maka dia kafir, dhalim, fasik, munafiq dan ancamannya Neraka Jahannam, mereka kekal didalamnya.

“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang Munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. mereka telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela’nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.” (QS. At Taubah 9:67-68)

Wallahu A’lam.

0

Silahkan Tulis Komentar Anda ...

I know there is something in your head
Any type of comment will be accepted and published. Except spam!
thanx's very much

Design by Azis Lamayuda | Do The Best To Get The Best