Alkisah, disebuah desa terpencil terdapat seorang yang sangat malas bekerja
kehidupannya selalu disandarkan kepada orang lain, dan selalu saja berharap untuk diberi dan dikasihani.
Sampai suatu ketika ia akhirnya memutuskan untuk mencari kerja di kota, itu pun
disebabkan orang orang didesa tersebut sudah tidak ada yang menggubris dan memperdulikannya.
Akhirnya berangkatlah ia menuju sebuah kota dengan harapan ia dapat mengubah prilaku dan sifat buruknya,....
dalam perjalanan yang melelahkan ia memutuskan untuk beristirahat sambil menikmati bekal yang dibawa nya disebuah kedai bambu pinggir jalan,..
Tengah asyik melahap makanan, tiba tiba perhatiannya teralihkan pada seekor cicak yang
terhimpit diantara belahan kayu, walau cicak itu tampak lemah, namun cicak itu terlihat masih hidup.
Aduhai,... kasihan sekali cicak itu dalam batinnya, bagaimana ia mampu bertahan hidup tanpa makanan dan minuman untuk asupan dalam tubuhnya, entah sudah berapa lama cicak itu terhimpit belahan kayu itu?
Selagi pertanyaan itu berkecamuk dalam pikirannya, tiba tiba datang seekor cicak lainnya sambil memuntahkan makanan yang ada dalam mulutnya, agar dimakan oleh cicak yang terjepit itu, dan langsung dilahap oleh cicak yang terjepit kayu itu.
Ahaaaaai.... akhirnya ku temukan juga jawaban teka teki hidup ini, dan akhirnya pemuda itu berlari menuju ke arah desanya tanpa sempat untuk menyelesaikan santapan makanan nya.
Terus berlari dan berlari smpai akhirnya pemuda itu sampai juga ke desa nya kembali, dan tampak penduduk desa itu terheran heran melihat kedatangan pemuda itu.
Hei pemuda, apa yang membuat mu kembali kedesa ini lagi, sedangkan kau mengatakan bahwa kau mau mencari kerja di kota? tanya salah satu penduduk desa.
Dan dengan rasa percaya diri yang tinggi pemuda itu menjelaskan alasan dan peristiwa yang dilihatnya di kedai pinggir jalan tadi "buat apa aku bekerja? bukankah rizki kita sudah di atur oleh sang pencipta alam ini, buktinya cicak yang terjepit kayu saja Allah masih memberikan rizki kepada nya, apalagi kepada kita manusia yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari cicak" sergahnya.
Maka terjadilah perdebatan yang cukup panjang tentang hal itu, ada yang pro dan ada juga yang kontra, sampai akhirnya didatangkanlah seorang alim untuk menyelesaikan perdebatan itu.
"Wahai pemuda, sungguh apa yang kau katakan bahwa rizki kita sudah diatur oleh Allah adalah benar, namun cara kau menyikapi tentang cicak itulah yang salah, apakah kau tidak berpikir dan tidak berkeinginan untuk menjadi cicak yang satunya lagi, yang bekerja mencari makan dan berusaha untuk membantu temannya yang tidak mampu?"
"Sungguh aku berkata seperti ini sebab aku menyayangi kamu"
maka sejak itu pemuda itu menjadi orang yang rajin bekerja dan berusaha untuk membantu orang lain yang tidak mampu.
Demikianlah kisah ini, semoga bermanfaat dan mampu memotifasi kita untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri kita terlebih bagi orang lain,. bukankah sebaik baik nya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
wassalam
»
agama islam
,
Berita
,
berita berita
,
Juliana pateh
,
karya batur
,
keajaiban Allah
,
kisah teladan
,
remaja
,
saran
,
tulisan bebas
» aku berkata seperti ini sebab aku menyayangi kamu
Silahkan Tulis Komentar Anda ...
I know there is something in your head
Any type of comment will be accepted and published. Except spam!
thanx's very much