Tidak diragukan lagi bahwa Allah yang maha Rahman dan Rahim adalah merupakan harapan dari kita sebagai Hamba Allah.
Seperti firman Allah ...
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan Kembalilah kamu kepada Rabmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).
dan ikutilah Sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya,
supaya jangan ada orang yang mengatakan: "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku Sesungguhnya Termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah ),
atau supaya jangan ada yang berkata: 'Kalau Sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku Termasuk orang-orang yang bertakwa'"
Bagi umat yang selalu melampaui batas dalam beramal, atau kalau dalam criteria keimanan adalah orang yang tergolong dalam dzolimullinafsih, orang-orang yang selalu berbuat dzolim dalam hidupnya, manakala hal ini disadari alangkah menyesalnya dan alangkah ruginya beliau dalam penyesalannya.
Jika Allah tidak memiliki rasa Rahman dan Rahimnya tentu hal ini membuat penyesalan yang sangat besar karena menyadari dosanya tidak akan diampuni oleh Allah swt. Itulah bukti rasa Rahman dan Rahimnya Allah yang mendengar permohonan berupa do’a dari orang-orang yang mengharap diampuni dan terhapusnya dosa mereka. Seperti dalam firmannya
“ … janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. … “
Kemudian bagaimana dengan Allah mengingatkan diri kita terhadap amal yang baik dengan akhir yang baik, seperti dalam firmannya
“ … dan ikutilah Sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Rabmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya … “sehingga kita semua menyadari bahwa azab Allah akan datang secara tiba-tiba, maka kita akan melakukan segala amal dalam hidup kita selalu bernilai baik dan tidak akan pernah memberi kesempatan dalam setiap detiknya untuk melakukan amal yang buruk.
Kebesaran Allah dengan sifat Rahman dan rahimnya dengan membuka pintu taubat, bukan berarti kita dibolehkan untuk selalu hidup dalam keadaan membuka diri untuk berbuat maksiat, tetapi hanya untuk kita tidak berputus asa terhadap ampunan dari Allah. Sebagaimana firmannya dalam surat Yusuf 12 : ayat 87
" Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
Serta dalam firmannya dalam surat Al Hijr 15 : 56
" Ibrahim berkata: "tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat".
Bahwa keputus asaan akan membawa kita ke jalan kekafiran dan keputus asaan akan membawa ke jalan kesesatan.
Perlu kita sadari bersama terbukanya pintu taubat dan Maha Rahman dan Rahimnya Allah itu adalah sebuah penyeimbang keberadaan manusia sebagai Abdulloh, sehingga sebagai seorang abdulloh kita dapat merasakan bertambah keimanan kita manakala kita taat melaksanakan ketaatan dalam menjalankan ibadah kepada Allah dan selalu gelisah dengan keadaan turunnya keimanan yang disebabkan kemaksiatan yang dilakukan. Sehingga janganlah termasuk orang-orang yang berputus asa terhadap Rahmat dari Allah.
nice post...
@santi makasih ya,..
Silahkan Tulis Komentar Anda ...
I know there is something in your head
Any type of comment will be accepted and published. Except spam!
thanx's very much